Senin, 18 Mei 2009

PEMBUATAN KOLOID

  • Pembuatan koloid:

    Karena ukuran partikel koloid berada diantara ukuran partikel larutan sejati dan suspensi kasar, maka pembuatan koloid dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
    1. Memperkecil ukuran partikel terdispersi (dispersi)
    2. Memperbesar ukuran partikel terdispersi (kondensasi)

    Cara dispersi
    Dengan mengubah partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid dengan cara penggilingan, cara listrik, atau peptisasi.

    a. Penggilingan
    Partikel padat (besar) dihancurkan atau dihaluskan menjadi partikel koloid, kemudian didispersikan ke dalam suatu cairan sehingga membentuk sol. Misalnya membuat sol belerang, yaitu belerang dihaluskan (biasanya dicampur dengan zat yang mudah larut gula atau garam) kemudian didispersikan ke dalam air. Agar kita dapat lebih ekonomis dalam membuat minuman kopi maka biji kopi dibuat partikel koloid baru didispersikan ke dalam air

    b. Cara Listrik (Cara Bredig)
    Dua kawat logam ujungnya dihubungkan dan dicelupkan ke dalam air, kemudian di antara kedua ujung kawat tadi dialiri listrik. Karena panas, logam akan menguap dalam air dan akan mengalami kondensasi dan membentuk partikel koloid. Cara ini dapat digunakan ntuk membuat sol logam (gabus dari logam) seperti Ag, Au, Pt.

    c. Peptisasi
    Memecah partikel endapan yang kasar menjadi partikel koloid dengan jalan menambahkan larutan elektrolit (pada umumnya ion sejenis). Endapan AgI ditambahkan larutan jenuh KI.

    Cara Kondensasi
    Pada cara ini partikel-partikel kecil dalam betuk ion atau molekul diubah menjadi partikel yang berukuran koloid. Cara kondensasi biasanya dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti hidrolisis, pergantian ion atau subtitusi dan reaksi redoks.

    a. Reakis Hidrolisa
    Cara ini dapat dicapai dengan jalan melarutkan garam yang menghasilkan senyawa hidroksida sedikit larut dalam air, dan kadang-kadang memerlukan pemanasan. Misalnya sol Fe(OH)3 dapat diperoleh dengan meneteskan sedikit demi sedikit larutan jenuh FeCl3 ke dalam air panas. Pada saat anda melarutkan CuSO4 anda dapat memperoleh sol Cu(OH)2 karena hidrolisis.

    .......FeCl3(aq) + 3 H2O(l) ---- Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)
    .......CuSO4(aq) + 2 H2O(l) ---- Cu(OH)2(s) + 2 H2SO4(aq)
    .......Al2(SO4)3(aq) + 6 H2O(l) ---- 2 Al(OH)3(s) + 3 H2SO4(aq)
    b. Reaksi Substitusi
    Gas H2S bila dialirkan ke dalam larutan arsenit yang sangat encer, akan terjadi reaksi subtitusi. Reaksi ini membentuk sol As2S3 yang berwarna kuning.

    ......2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(g) ---- As2S3(s) + 6 H2O(l)
    Cara ini juga dapat dilakukan jika dua larutan yang sangat encer dicampurkan dan menghasilkan garam yang sukar larut ( hasil kali ion-ionnya mendekati Ksp)

    c. Reaksi Redoks
    Bila HCl yang sangat encer direaksikan dengan larutan Na2S2O3 sangat encer akan terjadi reaksi oksidasi reduksi dan terbentuk sol belerang

    ......2 HCl(aq) + Na2S2O3 ---- 2 NaCl(aq) + SO2(g) + S(s) + H2O(l)

    Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dapat pula dilakukan dengan penurunan larutan. Belerang lebih mudah larut dalam alkohol daripada di dalam air. Jika larutan belerang dalam alkohol ditambah dengan air, maka sebagian belerang yang larut dalam alkohol terkondensasi membentuk sol belerang.
    Perlu diketahui bahwa koloid dapat juga dibuat dengan mengubah susunan molekul sehingga membentuk koloid.


    Contoh:
    - Larutan kalsium oksalat jenuh dicampur dengan alkohol absolut maka akan terbentuk gel.

  • SIFAT-SIFAT KOLOID
  • Bagaimana cara mengenal adanya koloid? Berikut ini diberikan pembahasan tentang beberapa cara mengenal koloid, yaitu melalui beberapa sifat koloid. Sifat-sifat koloid itu antara lain adalah efek tyndall, gerak Brown, daya adsorbsi, koagulasi, dialisis dan elektroforisis.
    Efek Tyndall
    Partikel koloid mempunyai sifat dapat menghamburkan cahaya., sehingga jika seberkar cahaya dilewatkan kedalam sistem koloid akan menyebabkan berkas cahaya yang tampak. Hamburan cahaya oleh partikel koloid ini disebut sebagai efek tyndall. Sifat ini dapat kita amati jika seberkas cahaya masuk kedalam ruang yang gealap, dan merupakan pembuktian paling sederhana bahwa suatu zat merupakan sistem koloid. Dalam kehidupan sehari-hari efek tyndall dapat dilihat antara lain:
    a. tampaknya hamburan cahaya lampu kendaraan atau lampu senter pada saat malam hari;
    b. tampaknya cahaya proyektor pada gedung bioskop oleh asap rokok penonton;
    c. penghamburan cahaya oleh partikel koloid yang mengakibatkan langit berwarna biru;
    d. Warna cahaya matahari pada saat akan terbit atau terbenam, hal ini karena cahaya matahari mengalami difraksi oleh partikel=partikel koloid di atmosfer

    Gerak Brown
    Pada saat anda melihat seberkas cahaya matahari kedalam ruang kamar yang gelap, anda akan selalu melihat gerakan-gerakan partikel yang tidak teratur. Jika gerakan partikel tersebut dapat diamati dengan alat pembesar (mikroskop) sebenarnya gerakan partikel-partikel itu merupakan gerakan-gerakan yang lurus dan terputus-putus. Gerakan partikel ini dinamakan gerak Brown. Gerak Brown dapat terjadi akibat tumbukan antar partikel dalam sistem koloid.








    Gerak acak partikel koloid dengan mikroskop ultra

    Daya Adsorbsi
    Suatu partikel koloid bermuatan listrik karena adanya penyerapan ion pada permukaan partikel tersebut. Gejala ini disebut absorbsi. Besarnya zat asing yang dapat diabsorpsi tergantung pada luas permukaan partikel koloid. Suatu koloid Fe(OH)3 dalam air akan menyerap ion hidrogen sehingga bermuatan positif sedangkan koloid As2S3 akan menyerap ion S2- sehingga bermuatan negatif.
    + ........................................._
    ...........+ + _ ........._
    ......+
    .........Fe(OH)3 ..+................ _. As2S3. _
    +
    .............................+....................._................._
    + + .............................._...... _


    Dengan adanya sifat absorbsi pada partikel koloid maka koloid sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, antara lain digunakan pada proses pemutihan gula, menghilangkan bau klor pada air, menghilangkan bau badan dengan tawas, pewarnaan pada kain, obat sakit perut (norid).

    Koagulasi
    Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan atau pengendapan koloid. Koagulasi koloid ada dua cara, yaitu:

    a. Cara mekanik, misalnya pengadukan, pemanasan atau pendinginan.
    b. Cara kimia, misalnya dengan penambahan larutan elektrolit.

    Cara penggumpalan koloid ini sangat penting dalam dunia industri misalnya, pada proses penjernihan air, penggumpalan lateks, pembuatan tahu.

    Menurut Hardly-Schulze kekuatan ion untuk mengendapkan koloid sebanding dengan muatan ion. Makin besar muatan ion makin besar pula kekuatan untuk mengendapkan koloid.
    Contoh:
    1. Sol As2S3 yang bermuatan negatif dapat diendapkan dengan ion positif, seperti ion Al3+, Ba2+, Na+, K+. Jika konsentrasinya sama kekuatan pengendapan sesuai urutan Al3+, Ba2+, K+. Oleh karena itu pada proses penjernihan air minum digunakan tawas, sebab daya pengendap Al3 sangat efektif.
    2. Sol Fe(OH)3 bermuatan positif dapat diendapkan dengan menambahkan ion negatif misalnya PO43-, SO42- atau Cl-.
    3. Tawas yang mengandung ionAl3+ dan SO42- digunakan untuk mengendapkan lumpur koloid pada penjernihan air di PAM.
    4. Partikel karet dalam lateks dapat dikoagulasikan dengan asam asetat
    5. Partikel sari kedele (kembang tahu) dikoagulasikan dengan asam asetat
    6. Partikel tanah liat dalam air sungai merupakan partkel kolid dan akan mengendap jika bercampur dengan air sungai yang lain atau air laut sehingga terbentuk delta di muara sungai.

    Koloid Pelindung
    Koloid pelindung adalah sistem koloid yang dapat memberikan efek kestabilan koloid terhadap koloid yang lain. Koloid pelindung ini membentuk lapisan disekeliling partikel koloid yang lain sehingga melindungi muatan koloid tersebut. Koloid pelindung ini banyak digunakan dalam pembuatan es krim, obat-obatan, tinta dan cat.

    Dialisis
    Cara untuk menstabilkan koloid dari ion-ion pengganggu dengan jalan:
    a. Dialisis
    Untuk menghindari koagulasi koloid dari ion-ion pengganggu, maka ion-ion pengganggu itu perlu dihilangkan. Misalnya pada pembuatan sol Fe(OH)3 ada ion pengganggu H+ dan Cl-. Cara menghilangkan ion pengganggu tersebut dengan memasukkan koloid ke dalam kantong yang terbuat dari kertas perkamen atau membran selofan. Kemudian kantong yang bersifat semipermiabel sehingga koloid terhindar dari ion pengganggu dan menjadi stabil

    Gambar proses dialisis
    b. elektrodialisis

    Caranya hampir sama dengan dialisis bedanya hanya dilengkapi dengan elektrode yang dihubungkan pada sumber arus searah. Ion pengganggu dalam kantong akan tertarik oleh elektrode yang berlawanan muatannya, yaitu kation akan tertarik oleh elektrode negatif (katode) dan anion akan tertarik oleh elektrode positif (anode)



    c. penyaring ultra
    Pada prinsipnya sama dengan dialisis hanya untuk memisahkan sol dari ion-ion pengganggu yang digunakan sebagai penyaring ultra atau membran selofan. Penyaring ultra ini dapat dilalui oleh zat-zat elektrolit dan partikel-partikel lainnya, tetapi solnya tidak.

    Elektroforisis
    Jika sepasang elektrode dimasukan ke dalam sistem koloid dan kedua elektrode dihubungkan pada sumber arus listrik searah (DC), maka partikel-partikel koloid akan bergerak ke arah elektrode tersebut karena partikel-partikel koloid tersebut bermuatan. Partikel koloid yang bermuatan positif bergerak menuju elektrode negatif (Katode) sedangkan partikel koloid yang bermuatan negatif akan bergerak menuju elektrode positif (anoda). Gejala tersebut dikenal dengan elektroforesa. Dengan adanya elektroforesa, koloid ini dapat menggumpal yang disebut dengan koagulasi.
    Pemakaian prinsip elektroforesa adalah:
    a. pengendapan debu-debu logam dan karbon pada knalpot kendaraan (sehingga pencemaran uap logam dapat dikurangi)
    b. pembersisan asap cerobong pabrik sehingga partikel-partikel yang berbahaya tidak mencemari udara
    c. pelapisan karet pada permukaan logam dengan sol lateks;
    d. pengecatan bagian logam pada mobil dengan pigmen koloid.

KOLOID TERAPAN

Tugas Keompok XI Imerxi :

Buatlah Sketsa/Rangkuman Penerapan Koloid dalam kehidupan sehari-hari.
Boleh berupa :

  1. Power point.
  2. Charta, dll.

print out dikumpulkan jumat 29 Mei 2009. dipresentasikan selasa (2 juni), rabu (3 juni)

  1. Kelompok 1 nomor absen 1 sd. 5.
  2. Kelompok 2 nomor absen 6 sd. 10.
  3. Kelompok 3 nomor absen 11 sd. 15.
  4. Kelompok 4 nomor absen 16 sd. 20.
  5. Kelompok 5 nomor absen 21 sd. 25.
Info Tambahan :

Jumat 29 Mei 2009 Uji Kompetensi "Kesetimbangan Larutan (Ksp)"


Kamis, 07 Mei 2009

The Kinds of Isomers

The Kinds of Isomers

General ly isomers are distinguished into structural isomer and spatial isomer. Structural isomer are molecules that have the same chemical formula and have the same atoms in each molecule, but the order of atoms in which the molecules are different. The differences of order of the atoms produces the completely different molecular structures. Meanwhile, the spatial isomer relate to the configuration of atoms in the moleculer space.

Isomer structure consist of the constructive isomer, position isomer, and function group isomer. In this chapter we will be studied only about position isomer and constructive isomer, while function isomer will be studied later. Constructive isomer happens because by the difference of atoms on the compound having the same molecule formula, while position isomer happens because by the position difference of a certain group (for example alkyl group and double or triple bonds) on compounds having the same molecular formula.

Example :

Constructive isomer in molecule C6H14 forming 3-methyl-pentane and 2,3-dimethyl-butane.

a. CH3-CH2-CH2-CH(CH3)-CH3
.......2-methyl-pentane
b. CH3-CH2-CH2(CH3)-CH2-CH3
.......2,3-dimethyl-butane.

Position isomer in molecule C6H12 form 1-hexene and 3-hexene.

a. CH2=CH-CH2-CH2-CH2-CH3
b. b. CH3-CH2-CH=CH-CH2-CH3

Spatial isomers consist of geometric isomer and optical isomer. In this chapter will be discussed about the geometric isomer only, that happens because the existence of the defference of certain group direction on the compounds having the same molecular formula.

Example :

C2H5 ........C2H5
l ..................l
C======C
l ..................l
H ...............H
Cis-3-hexene

C2H5..... H
l ...............l
C=====C
l ...............l
H .............C2H5
Trans-3-hexene

Execise :

1. Write down the structural formula and IUPAC name of all alkane isomers with molecular formula of C7H16.

2. Write down the structural formula and IUPAC name of all alkane isomers with molecular formula of C7H16

3. Write down the structural formula and IUPAC name of all alkene isomers with molecular formula of C5H12

4. Among the following compounds, write the structural formula and determine the compound having the geometric isomer.

a. 1-pentene
b. 2-hexene
c. 2-methyl-2-pentene
d. 3-ethyl-4,7-dimethyl-2,5-undekadiene
e. 2,2,4-trimethyl-3,5,7-oktadekatriene

Senin, 04 Mei 2009

TUGAS SENYAWA HIDROKARBON

1. Tuliskan rumus struktur dari senyawa alkana dengan nama 6-neoamil-4,8-dietil-3,3-dimetil- 6-sekpentil-nonadekana.

2. Tuliskan isomer struktur dari senyawa dengan rumus C7H16 beserta namanya.

3. Mana diantara senyawa dibawah ini yang benar sesuai aturan tata namaIUPAC :
a. 4-etil-2,2,3-trimetil-6-propil-Dekana
b. 6-butil-4-etil-2,2,3-trimetil-Nonana

4. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi jika :
a. Oktana direaksikan dengan gas iodin.
b. tetradekana direaksikan dengan gas klorin.
c. Nonana dibakar sempurna.
d. proses cracking (pengrekahan) senyawa oktadekana .
e. dodekana dibakar tidak sempurna.

5. Tuliskan bentuk struktur dan nama dari senyawa dengan rumus berikut :
CH3(CH2)2C(CH3)(C2H5)(CH2)2CH(C5H11)C(CH3)2(CH2)3CH3

Sabtu, 02 Mei 2009

ALKENA

1. ALKENA
Alkena merupakan hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua pada rantai atom C-nya. ( - C = C - ). Senyawa alkena mengandung jumlah atom H yang lebih sedikit dari pada jumlah atom H pada alkana. Sehingga senyawa alkena disebut senyawa tidak jenuh atau senyawa olefin. (istilah olefin berasal dari kata latin olein = minyak, ficare = memben- tuk). Istilah olefin berasal dari kenyataan, bahwa anggota pertama dari deret alkena yaitu C2H4 (etena) bereaksi dengan klor menghasilkan etilen klorida yang berwujud seperti minyak.
Contoh alkena:
CH2 = CH2........CH3 – CH = CH2.............CH3 – CH2 – CH = CH2
Etena.........................propena................................ 1-butena


Tatanama Alkena
Pemberian nama alkena menurut sistem IUPAC sama dengan pada alkana. Nama-nama alkena dianggap sebagai turunan dari alkana. Oleh karena itu, nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sama jumlah atom C-nya dengan mengganti akhiran ana dengan ena. Beberapa aturan untuk memberi nama alkena adalah sebagai berikut:
1. Rantai utama dipilih rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
2. Atom-atom karbon pada rantai utama diberi nomor urut sedemikian rupa, sehingga atom karbon yang berikatan rangkap mendapat nomor urut yang kecil.
3. Rantai utama diberi akhiran ena
4. Untuk menunjukkan letak ikatan rangkap nama rantai utama didahului oleh nomor urut atom karbon yang berikatan rangkap.
5. Senyawa karbon yang mempunyai lebih dari satu ikatan rangkap, misalnya senyawa yang mengandung 2 ikatan rangkap disebut diena, dan yang mengandung 3 ikatan rangkap disebut triena.

Kegiatan 4:

1. Berilah nama senyawa-senyawa alkena berikut:

a. CH3 – CH – CH = CH2 ........d. CH2 = C – CH2 – CH – CH3
..............l...........................................l............. l
..............CH3.......................................C2H5 .......CH2 = CH2


b. CH3 – C = CH – CH3............e. CH3 – CH – CH2 – C = CH2
..............l........................................... l................ l
..............C2H5.................................... CH3.......... CH2 – CH3


c. CH3 – CH – CH2 – CH3 ............f. CH2 = C – CH2 – CH – CH3
..............l.............................................. l............. l
..............CH2 = CH2............................... C2H5.......CH2 – CH3
2. Tuliskan rumus struktur dari senyawa – senyawa dibawah ini
a. 2-etil 1butena d. 2-etil 2-butena


b. 2-etil, 3,4-dimetil 1-pentena e. 3,4,4 trimetil 1-pentena


c. 2 – etil, 1 – pentena f. 4 – metil, 1 – pentena


1. Diantara senyawa-senyawa diatas (kegiatan nomor 2) adakah penamaan senyawa yang salah dan bagaimana seharusnya.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Isomeri pada alkena
Isomeri yang terjadi pada senyawa alkena dapat merupakan isomer struktur (yang diakibatkan oleh perbedaan panjang rantai, gugus fungsi dan letak ikatan rangkap dan cabang).
Kegiatan :
1. Dengan menggunakan molymod tentukan rumus struktur yang mungkin dari senyawa C4H8, dan beri nama senyawa-senyawa yang anda peroleh

a. ………………………………….. c. …………………………………………
b. ………………………………….. d. …………………………………………

2. Dengan cara yang sama cari isomer-isomer dari C5H10
a. ………………………………….. e. …………………………………………

b. ………………………………….. f. …………………………………………

c. ………………………………….. g. …………………………………………

d. ………………………………….. h. …………………………………………

Disamping terjadi isomer struktur pada senyawa alkena juga dapat terjadi isomer geometri (isomer Cis-Trans), akibat dari sifat ikatan rangkap dua. Isomer geometri dapat terjadi akibat penataan atom-atom dalam ruang yang berbeda. Untuk lebih memahami isomer geometrik lakukanlah kegiatan berikut:
Kegiatan 5
1. Buatlah model molekul etana dan etena, Tulislah rumus strukturnya
………………………………………………………………………………………………….

2. Perhatikan kedua model itu, struktur manakah yang kedua atom C-nya dapat berputar secara bebas? Ramalkan akibat yang ditimbulkan oleh perbedaan ini.
………………………………………………………………………………………………….

3. Subtitusikan dua atom hidrogen dari masing-masing model dengan dua atom klor. Tuliskan rumus struktur dari model-model molekul yang diperoleh.

………………………………………………………………………………………………….

4. Dari hasil subtitusi ternyata peristiwa pada nomor (2) memberikan akibat pada perbedaan jumlah model yang terbentuk. Terangkan perbedaan ini.

………………………………………………………………………………………………….

5. Hasil subtitusi etena, terjadi dua model molekul yang merupakan “isomer geometri”. Jelaskan apa yang dimaksud dengan jenis isomer ini.
………………………………………………………………………………………………….

6. Berikan nama-nama senyawa yang anda temukan pada nomor 3.
………………………………………………………………………………………………….

7. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………….


Persyaratan isomer geometrik pada alkena ialah
a. Tiap atom karbon yang berikatan rangkap mengikat dua gugus yang berlainan, misalnya H dan Cl atau CH3 dan Cl
b. Minimal ada sepasang gugus yang terikat pada atom C berikatan rangkap


Contoh:
Isomer Geometrik
CH3.. CH2 – CH3.... CH3..........H
\....... /........................ \....... /
.C = C.......................... C = C
/........\........................ /....... \
H.........H...................H..........CH2 – CH3

Cis-2-pentena Trans-2-pentena

Sifat-sifat dan kegunaan alkena

Reaksi-reaksi alkena
Alkena jauh lebih reaktif dibandingkan alkana. Hal ini disebabkan adanya ikatan rangkap
– C = C – . Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap itu.

1). Adisi ( pengikatan molekul sederhana oleh ikatan rangkap = penjenuhan)
Reaksi terpenting dari alkena dan semua senyawa lain yang tidak jenuh ialah reaksi adisi. Pada adisi ikatan rangkap dijenuhkan.

Contoh :
a. Adisi hidrogen pada etena menghasilkan etana

CH2=CH2 + H2 ----Pt/Ni--- CH3 – CH3

(Pt atau Ni berfungsi sebagai katalisator, yaitu zat yang dapat mempercepat berlangsungnya suatu reaksi, namun zat itu pada akhir reaksi dapat diperoleh kembali).
b. Adisi halogen pada alkena menghasilkan dihalo alkana

CnH2n + X2 ---Pt/Ni--- CH2X – CH2X


CH2=CH2 + Cl2 ---Pt/Ni--- CH2 – CH2
...Etena.........................l...........l
..........................................Cl........Cl
.......................................1,2-dikloro etana
c. Adisi HX pada alkena menghasilkan monohalo alkana

CH3 – CH2 = CH2 + HCl ---Pt/Ni--- CH3 – CH – CH3
.....propena..........................................l
.................................................................Cl
....................................................2-kloro propena


2). Reaksi pembakaran
Seperti alkana, alkena juga mudah terbakar. Pembakaran alkena dan senyawa lain yang tidak jenuh, menghasilkan banyak jelaga. Jelaga ini adalah atom-atom karbon yang tidak terbakar. Sebagian atom karbon tidak terbakar karena alkena mengandung kadar karbon yang tinggi sehingga memerlukan banyak oksigen. Akan tetapi, karena oksigen dari udara tidak cukup, maka sebagian atom karbon tidak terbakar. Pembakaran sempurna alkena menghasilkan gas CO2 dan uap air.

C2H4 + O2 ----- 2 CO2 + 2 H2O

Rabu, 15 April 2009

senyawa hidrokarbon

senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari unsur hidrogen (H) dan unsur karbon (C).
Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O).
atom karbon dapat membentuk rantai karbon yang sangat panjang, sifat ini tidak dimiliki oleh atom atom yang lain.